Jumat, 04 Oktober 2019

MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PAI

MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PAI

            H.A.R. Tilaar yang menuki tulisannya Pradep A. Dillon dan J. Mark Halstead “Multicultural Education” dalam buku Philosophy of Education dengan sangat tegas mengungkapkan bahwa pemikiran mengenai multikulturalisme dalam dunia pendidikan kemungkinan telah jauh-jauh hari berkembang menjelang setengah abad atau seabad lamanya. Selain itu, perkembangan wacana multikulturalisme khususya di Amerika Serikat, seperti dijelaskan H.A.R. Tilaar, terjadi ketika kebudayaan di negara ini didominasi oleh kebudayaan“WASP”yaitu kebudayaan putih (white), dari bangsa Anglo Saxon (yang berbahasa Inggris) dan yang beragama Protestan telah mendominasi kebudayaan di negara ini. Sehingga, nilai-nilai WASP inilah yang kemudian menguasai mainstream kebudayaan di negara Paman Sam tersebut. (Tilaar 2009)
            Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa, pendidikan multikultural adalah sebuah ide atau konsep, juga sebagai sebuah gerakan reformasi pendidikan, dan sebagai proses pendidikan untuk mengakomodir semua kepentingan siswa baik dilihat dari karakteristik jenis kelamin, kelas sosial, etnis, ras, atau latar belakang budaya dari siswa itu sendiri.
            Disisi lain pendidikan multikultural ini dapat membatu para guru dalam medapatkan pengetahuan, keterampilan, serta melayani para siswa yang secara kesejarahan termarjinalisasi Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 7, Mei 2016 P. ISSN: 20869118 E-ISSN: 2528-2476 8 oleh institusi atau oleh orang-orang yang memiliki posisi istimewa
            Sedangkan pendidikan multikultural sebagaimana dikembangkan oleh Prof. C.I Bennett dalam buku Comprehensive Multicultural Education yang dikutip H.A.R Tilaar, adalah suatu konsep dasar yang terintegrasi dan meliputi tujuan-tujuan yang sangat komprehensif. Konsep tersebut adalah sebagai berikut(Tilaar, 2009) Ada empat nilai inti atau core value dari pendidikan multikultural, yaitu :
1.      Apresiasi terhadap adanya kenyataan budaya dalam masyarakat;
2.      Pengakuan terhadap harkat manusia dan HAM;
3.      Pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia;
4.      Pengembangan tanggung jawab manusia terhadap planet bumi
            Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural memiliki beberapa asumsi pokok yang menjadi karakteristiknya. Pendidikan Agama Islam berwawasan multikultural dialamatkan untuk memenuhi kebutuhan Nasional akan pendidikan yang secara berkesinambungan merepresentasikan keanekaragaman wajah agama (dan kultural) dan perjumpaannya dalam kesetaraan dan harmoni.
            Adapun karakteristik pendidikan agama Islam berwawasan multikultural yang dapat dikembangkan guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas yaitu:
1.      Guru hendaknya dapat memberikan pemahaman kepada siswanya agar supaya dapat belajar dalam menghargai perbedaan.
2.      Membangun saling percaya.
3.      Memelihara saling pengertian (mutual understanding).
4.      Menjunjung sikap saling menghargai (mutual respect).
5.      Terbuka dalam berfikir.
6.      Apresiasi dan Interdependensi (saling menunjukkan apresiasi dan memelihara relasi, keterikatan, kohesi, dan kesalingkaitan sosial yang rekat)
7.      Guru dapat mengembangkan kegiatan resolusi konflik dan rekonsiliasi nirkekerasan.

JANGAN LUPA BAHAGIA. 
 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Resources

Hitstats Counter