Minggu, 29 September 2019

INOVASI PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENGEMBANGAN MODEL CONSTRUCTIVISM PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH



INOVASI PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENGEMBANGAN MODEL CONSTRUCTIVISM PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
A.     Pendahuluan
Lembaga pendidikan islam dengan Misi sosialnyauntuk mewariskan dan menginternalisasikan nilai luhur. Misi ini dapat dicapai secara maksimal apabila lembaga tersebut memiliki modal human-capital dan sosial capital yang memadai dan juga memliki tingkat keefektifan dan efesien yang tinggi, termasuk didalamnya menginovasi berbagai metode pembelajaran.
konstruktivisme merupakan sebuah proses membangun pengetahuan dalam diri peserta didik. Proses inilah yang akan di-setting sedemikan rupa dalam sebuah inovasi pembelajaran dengan model konsrtukvism, agar dapat menghasilkan peserta didik yang kreatif.
B.     Hakikat Pembelajaran PAI Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
1.      Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pendidikan Agama Islam  ialah usaha  berupa bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar kelak setelah selesai pendidikan-nya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikan nya sebagai pedoman hidup (way of life).
2.      Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama dan Keagamaan
Pembelajaran PAI di sekolah berfungsi untuk membentuk manusia muslim yang dapat menafasi profesinya. PAI harus dapat membingkai dalam pikiran, perasaan dan perilaku peserta didik, sehingga apapun profesinya, nafasnya tetap muslim.
3.      Signifikasi Pembelajaran PAI Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Sebelum Albert Einstein berkata”Science without religion is blind, religion without science is lame”, agama islam juga memandang penting antara ilmu dan agama. Wahyu pertama Nabi SAW mengandung perintah untuk menguasai ilmu dengan landasan iman ( Q.S. Al-Alaq : 1-5 ). Jenjang pendidikan dasar dan menengah dapat dijadikan sebagai lahan penanaman nilai-nilai Religius guna mempersiapkan sedini mungkin sebelum terjun ke jurusan masing-masing.
4.      Permendiknas No 41 Tahun 2007: Mencerminkan Kontruktivisme.
Dengan adanya prinsip reformasi pendidikan yang mengubah paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran ( proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ) guna membentuk sikap ( proactive ) untuk menjawab tantangan zaman yang sifatnya relatif.
C.  Model Constructivism ( Kontuktivisme ) Dalam Pembelajaran.
1.      Memahami Model Contuktivism ( Kontuktivisme ).
Kontruktivisme adalah suatu aliran filsafat  yang berasumsi bahwa pengetahuan seseorang bukan hasil transfer dari guru kepada peserta didik, tetapi sebuah proses yang dibentuk oleh peserta didik itu sendiri dengan bantuan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan.
Maka, teori ini mendorong keaktifan peserta didik untuk menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi guna mengembangkan dirinya sendiri. Disamping itu, teori ini dipandang memiliki potensi atau condong kemodernism.
2.      Implikasi Kontruktivisme dalam Pembelajaran.
Pendidik adalah fasilitator yang menyediakan secara matang untuk proses asimilasi dan akomodasi tersampaikan. Dengan demikian, pada model kontruktivisme ini perananan ”Proses” dalam pembelajaran jauh lebih penting daripada ”Hasil”.
D.     Aplikasi Model Konstruktivisme Dalam Pembelajaran PAI
Model konstruktivisme berupaya untuk meningkatkan mutu kualitas pembelajaran. Dengan student centered dapat memberdayakan kelas yaitu pelibatan peserta didik secara aktif  untuk membangun/ membentuk pengalaman mereka sendiri sehingga terciptanya space (ruang) untuk belajar agar dapat melakukan proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dengan materi PAI yang bersifat ta’aqqul, sangat memungkinkan menggunakan model ini yang sebenarnya proses pembelajaran PAI memperkuat aspek afeksi (afektif) dan membuat suasana belajar yang dapat menafasi profesinya (perilaku profesional, tetapi tetap nafasnya agama) sehingga wilayah afeksi tadi akan kuat dan berdampak pada psikomotornya.

1 komentar:

 

Resources

Hitstats Counter